Apakah Kaca Low-E itu?

Kaca rendah emisivitas (Low-E) memiliki lapisan transparan yang bertindak sebagai cermin termal dan digunakan untuk meningkatkan nilai isolasi sebuah jendela, menghalangi atau meningkatkan aliran panas, dan mengurangi pemudaran. Lapisan ini jernih dan tidak berwarna.

Pencarian terhadap kaca yang mengisolasi namun yang memungkinkan cahaya mengalir melewatinya dimulai pada akhir 1950-an dengan adanya perkembangan kaca pengontrol cahaya matahari dengan merek dagang “Stopray”. Berbagai kombinasi logam yang diuji adalah: emas, timah, tembaga, dan—akhirnya pada awal 1980’s—perak. Logam-logam tersebut memberi warna pada kaca, kecuali perak, yang hampir transparan. Penggunaan secara luas yang pertama adalah pada kaca mobil. Kemudian, pada tahun 1990, hal ini dipasarkan sebagai kaca hemat energi untuk arsitektur bangunan. Sekarang, kaca rendah emisivitas diproduksi dengan logam berbasis perak dengan lapisan transparan dan tipis mikroskopis atau logam oksida yang merefleksikan energi “panas” inframerah kembali ke dalam rumah, yang meningkatkan kinerja termal jendela dalam skala besar.

Dalam istilah sederhana, pada dasarnya terdapat dua jenis kaca rendah emisivitas:
         Kaca rendah emisivitas dengan Solar Heat Gain Koefisien (SHGC) yang rendah yang juga merefleksikan dan menahan energi panas matahari di luar rumah. Ini adalah pilihan terbaik bagi iklim yang didominasi oleh pendinginan.

  • Kaca rendah emisivitas dengan Solar Heat Gain Koefisien (SHGC) yang tinggi yang memungkinkan energi panas matahari masuk ke dalam rumah. Ini adalah pilihan terbaik bagi iklim yang didominasi oleh pemanasan atau jendela yang menghadap ke selatan di iklim yang memiliki persyaratan pendinginan dan pemanasan.
Baca artikel lain mengenai kaca low-e berikutnya di Clean Air Indonesia. Stay tuned for more articles!


Leave A Comment

You must be logged in to post a comment.